Unggulan

Jumat, 12 Juli 2019

Fakta-fakta Mencengangkan Dibalik MRT Jakarta, Apakah Itu?


Apabila Anda sedang jalan-jalan khususnya di area Jakarta sampai ke area di sekitarnya tentu akan melihat pembangunan besar-besaran yang sedang dikerjakan. Bukan tanpa sebab, hal ini dilaksanakan untuk membantu pembangunan dan infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah.

Tujuannya? Semua kembali pada kondisi macet dan terlalu banyaknya kendaraan yang dipakai terutama di Jakarta sebagai kota besar. Jadi kenyataan tersebut membuat pemerintah memutuskan untuk membuat sebuah fasilitas kendaraan umum yang bisa dipakai oleh banyak orang.

Satu diantaranya disebut sebagai Proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, merupakan sebuah proyek infrastruktur yang masih digalakkan dan dibuat sampai sekarang ini. Proyek besar-besaran ini tujuannya untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang luar biasa di ibukota negara ini. Mengingat Jakarta adalah ibukota dengan tingkat kepadatan dan stres yang tinggi.

Sekarang ini, jalur utara-selatan dari proyek ini sedang dibangun, sementara jalur Timur-Barat sedang dipelajari. Jalur Utara-Selatan, yang akan dibangun dalam dua fase, menghubungkan Kampung Bandan (di Jakarta Utara) dengan Lebak Bulus (di Jakarta Selatan), jalur sepanjang 23,3km.

Untuk fase yang pertama, didanai melalui pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC), dan setelah itu bergabung ke dalam Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan harapan mulai dibuka untuk publik pada tahun 2018.

Pembangunan MRT

Apabila berbicara soal MRT, maka Anda tentu bisa menebak berapa dana yang sudah dikeluarkan atau digelontorkan pemerintah. Untuk biaya yang sudah dikeluarkan hihngga sekarang ini kurang lebih sekitar 1,7 miliar dolar Amerika Serikat dan sudah termasuk sistem listrik, mekanis serta biaya dari gerbong-gerbong MRT dan seharusnya bisa selesai sepenuhnya pada 2027. Pemilik utama dari proyek ini yaitu Pemerintah Daerah Jakarta. Akan tetapi sudah banyak masyarakat dan juga pemerintah yang tak sabar untuk menikmati MRT ini dan bisa membantu keperluan masyarakat sehari-hari.

Sebetulnya, konsep dari MRT Jakarta sudah dicetuskan kurang lebih 40 tahun sebelumnya. Sekitar 20 tahun dilaksanakan studi kelayakan, di mana hal ini dimulai pada tahun 1990 ketika masih era Soeharto dan sekitar 15 tahun sejak Jepang menawarkan bantuan untuk bisa mengaplikasikan MRT.

Bukan hanya itu, di masa awal era reformasi pada saat Indonesia baru saja mengalami pemulihan dari krisis finansial Asia.

Baca Juga:
Wajib Terapkan! 5 Tema Untuk Desain Interior Kantor
Anda Wajib Tahu! Ini 7 Deretan Tipe Rumah Minimalis Yang Sangat Populer
Kreatif, Ini 7 Perabotan Rumah dari Pipa PVC yang Bisa Kamu Tiru

Sesudah bertahun-tahun diperparah oleh kurangnya investasi infrastruktur di Jakarta, kepadatan lalu lintas sudah mengakibatkan kemacetan total di beberapa bagian dari Jakarta pada hari-hari kerja. Tetapi, ketika Joko Widodo menjadi Gubernur Jakarta di tahun 2012 dan dibantu oleh Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal sebagai Ahok, pasangan ini bersemangat mendorong realisasi dan membawa perubahan dari proyek MRT Jakarta yang sudah lama tertunda dan sudah direncanakan oleh presiden lama.

Memang mewujudkan hal tersebut tidaklah gampang, mereka harus memperoleh berbagai dukungan dan juga dana yang luar biasa untuk bisa mengaplikasikan proyek ini.

Satu diantara halangan yang terkenal dari proyek-proyek infrastruktur yaitu pembebasan tanah yang harus berkaitan dengan masyarakat di area sekitar. Walaupun sebagian besar tanah yang diperlukan untuk konstruksi MRT Jakarta telah didapat, ada sejumlah isu pembebasan tanah terutama di sektor selatan dari proyek ini yang dibangun melayang di atas tanah dan hal tersebut tak gampang dilaksanakan. Hal ini mungkin bisa mengakibatkan penundaan dalam penyelesaian proyek ini, Barulah informasi ini dibicarakan dan akhirnya diurus menjadi sebuah proyek besar.

Fakta Mengenai MRT

Untuk bagian di bawah permukaan tanah, terowongan-terowongan berdiameter 6,05m harus dibangun dengan memindahkan sekitar 5 juta kubik meter material dari area konstruksi. Beberapa bagian dari material ini akan dipakai untuk pembangunan infrastruktur dan properti di Jakarta Utara.

Berikut fakta-fakta MRT Jakarta Fase I:

1. Beroperasi Minggu Terakhir Maret 2019

Sesudah pembangunan yang panjang, proyek ini sudah hampir selesai bahkan banyak orang yang merasa bahwa MRT sudah bisa dipakai. Akan tetapi pemerintah sendiri memberikan waktu kurang lebih minggu terakhir Maret 2019 ini untuk bisa mengoperasikan satu diantara jalur ataupun rute saja.

2. Melewati 13 Stasiun

MRT ini akan menyediakan rute yang cukup panjang. Dalam fase 1 ini anda bisa menikmati MRT dengan rute 13 stasiun yang akan dilewati. Terdapat 7 stasiun berada di atas sepanjang 10km dan 6 stasiun ada di bawah tanah sepanjang 6km. Jadi Anda tak perlu khawatir dengan perjalanan yang terlalu jauh atau memakai kendaraan umum.

Bukan hanya itu, stasiun yang akan dilewati di antaranya yaitu Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sementara yang underground terdiri dari Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.

3. Tarif di Bawah Rp 12 Ribu

Tarif MRT dirasa cukup tinggi oleh beberapa orang. Jadi banyak yang memutuskan untuk memilih naik kereta umum atau pun memakai transportasi darat lainnya. Tetapi Presiden Joko Widodo sudah menyebutkan bahwa kisaran untuk MRT tidaklah terlalu mahal dan Anda tetap bisa merasakan perjalanan dengan waktu yang cepat.

Anda bisa membayarkannya dengan tarif MRT sepanjang Lebak Bulus Bundaran HI sekitar antara Rp 8.000-9.000. Karena perhitungan konsultan MRT Jakarta untuk tarif per 10km yaitu Rp 8.500.

Tarif ini belum final karena membutuhkan persetujuan pemerintah. Pasalnya, tarif tersebut disubsidi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Apabila tanpa subsidi, tarifnya akan berada di kisaran Rp 20.000-25.000 per 10km. Jadi bisa saja berubah sampai MRT tersebut diluncurkan.

4. Beroperasi 20 Jam

MRT Jakarta yang akan menjadi modal transportasi alternatif warga ibu kota akan beroperasi sampai 20 jam. Dibuka pukul 05.00 WIB dan ditutup pukul 24.00 WIB. Jadi bagi Anda yang bekerja dan pulang cukup malam maka Anda tetap bisa memakai transportasi ini.

Sesuai dengan survei PT MRT Jakarta, transportasi ini akan melayani sampai 130.000 penumpang setiap harinya. Survei yang menyasar sekitar 10.000 responden itu menyebut, 65% siap pindah ke MRT Jakarta, 5,7% tak mau, dan sisanya masih ragu. Jadi pemerintah harus merilis dan membiarkan masyarakat merasakannya terlebih dulu, jadi mereka tahu apa kelebihan dari MRT serta bagaimana nyamannya memakai MRT supaya bisa meninggalkan mobil atau kendaraan pribadi untuk sehari-hari.

Demikian beberapa keterangan mengenai artikel dengan judul "Fakta-fakta Mencengangkan Dibalik MRT Jakarta, Apakah Itu?". Semoga berguna dan bermanfaat bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar